Para ahli filsafat dan ahli fikir sejak zaman dahulu sama sibuk untuk memikirkan persoalan roh itu. Dalam pembicaraan mereka, sementara ada yang membedakan antara roh dengan jiwa (nafs), tetapi sebagian mereka juga memberi pengerian dan mengemukakan bahwa yang dimaksud roh adalah jiwa itu, sebagaimana yang dimaksud oleh mereka bahwa jiwa itulah yang dimaksudkan dengan roh. Mereka mengetahui dari segi lahiriahnya saja bahwasanya roh itu rahasia hidup, yang mana jika roh itu berpisah dengan tubuh maka rusaklah tubuh itu dan mati. Demikian pula kebanyakan ahli filsafat Yunani menyatakan, bahwa roh itu merupakan suatu unsur halus yang berbeda dengan tubuh, yang apabila ia berpisah dengan tubuh maka kembalilah ia ke alam yang tinggi melayang dan tidak menerima kematian. Inilah seperti yang dikemukakan oleh "Pitagores" kepada Diasgenes.
Sementara ahli tafsir mengemukakan makna "Roh" adakalanya berarti "nyawa" dan kebanyakan berarti "malaikat". Sedang kalimat "Nafs" kebanyakan bermakna "jiwa".
Al-Qur'anul karim membedakan antara "Arroh" dan "Annafs", keduanya bukan merupakan muradif (sinonim). Dalam Al-Qur'an kalimat "Ar-Ruh" disebutkan sebanyak dua puluh satu kali, di antaranya adalah yang dimaksud pembawa wahyu atau malaikat.
Firman Allah Ta'ala :
Artinya : "Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas". (QS. 26 Asy Syu'araa' : 192-195)
Juga firman Allah Ta'ala :
Artinya : "katakanlah : "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah) ". (QS. 16 An-Nahl : 102)
Di antar firman Allah juga menyebutkan dengan kata "Ar-Ruh" itu dengan makna rahasia Tuhan mengenai diciptakannya bahan manusia sehingga dalam keadaan menjadi hidup. Adapun mengenai diciptakannya Adam sebagai bapa para manusia, maka Allah Ta'ala berfirman kepada malaikat :
Artinya : "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud". (QS. 15 Al-Hijr : 29)
Allah juga menyebut kata "Ruh" dalm penciptaan anak dalam rahim secara umum, yaitu sebagaimana firman Allah swt.
Artinya : "Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur". (QS. 32 As-Sajdah : 9)
Roh juga merupakan ciptaan Tuhan yang jelas diberikan kepada Siti Maryam yang dipilih, lalu ia hamil anak yang berada dalam rahimnya menjadi hidup. Firman Allah Azza wa Jalla :
Artinya : "Dan (ingatlah) Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang ta'at". (QS. 66 At-Tahrim : 12)