Pengungkit

Pengungkit

Yang termasuk penyakit hati paling buruk adalah mengungkit-ungkit pemberiannya atau pertolongannya. Perbuatan ini tidak saja menyakiti orang yang menerima pemberian, tetapi juga menunjukkan ketidak tulusan hati si pemberi dalam setiap sedekah yang ia lakukan.

Orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya bagaikan orang yang menjilat kembali ludah yang telah dikeluarkan dari mulutnya, sungguh sangat menjijikkan. Perbuatan ini lebih hina dari pada apa yang dilakukan orang yang bakhil.

Rasulullah saw bersabda: Ada tiga orang dimana Allah swt tidak menerima amal sunnah dan amal wajibnya di hari kiamat, yaitu: 1). Orang yang durhaka kepada orang tuanya, 2). Orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya, 3). Orang yang mendustakan adanya takdir.

Ada beberapa pengertian dari mengungkit-ungkit pemberian, diantaranya:
  1. Menurut sebagian ulama, "mengungkit-ungkit pemberian" (mannah) adalah perkataan si pemberi kepada orang yang diberi agar senantiasa mengingat-ingat pemberiannya atau kebaikannya.
  2. Ada sebagian lagi ulama yang mengatakan, bahwa maksud mengungkit disini adalah seseorang yang bersedekah mempunyai anggapan bahwa dia mempunyai keistimewaan melebihi orang yang menerima sedekah.
  3. Ada pula yang mengatakan, bahwa yang dimaksudkan dengan mengungkit disini adalah meminta kembali permintaannya secara tidak langsung dengan bentuk imbalan yang lain. Misalnya pertolongan atau kebaikan lainnya.
  4. Menurut Al-Kalbiy: Mengungkit-ungkit adalah apabila kamu bersedekah lalu kamu menyakiti hati orang yang menerimanya.
Dengan demikian, jika ada seseorang memberikan sesuatu atau bersedekah kepada orang lain, lalu orang yang menerima merasa tersinggung atau tersakiti hatinya oleh ucapan atau perbuatan si pemberi, maka ini termasuk mengungkit-ungkit pemberiannya. karena itu pahala kebijakannya orang yang memberi tersebut menjadi terhapus.

Berkata sebagian ulama: "Barangsiapa mengungkit-ungkit dalam perkara yang ma'ruf, maka hilanglah rasa syukurnya kepada Allah. Barangsiapa yang ujub dengan amalanya, maka terputuslah pahala amal kebaikannya."

Umumnya watak pengungkit adalah senang menghitung setiap amal kebajikan yang dilakukan, serta mengungkit-ungkit pemberiannya. Kebiasaan buruk ini diakibatkan oleh pengaruh hatinya yang kotor, yang tidak ikhlas dalam beramal. Selama ia tidak ikhlas, selama itu pula ia akan selalu mengungkit-ungkit setiap pemberiannya atau sedekahnya.