Hati yang baik adalah hati yang dipenuhi dengan takwa, tawakkal, tauhid, dan ikhlas kepada-Nya dalam semua amalan. Hati yang tidak memiliki sifat-sifat tersebut, sesungguhnya hati dalam keadaan rusak. Hati bagaikan burung dalam sangkar, bagaikan biji dalam kelopak, bagaikan harta dalam gudang. Hati bagaikan burung, bukan sangkarnya. Hati bagaikan biji, bukan kelopaknya, hati bagaikan hata, buakan gudangnya. Ya Allah, sepanjang hidup kami siang dan malam, jadikanlah anggota badan kami untuk sibuk menanti-Mu, dan sibukkan hati kami untuk mengenali-Mu. Masukkanlah diri kami dalam golongan orang-orang shalih terdahulu, berikanlah kepada kami rezeki sebagaimana rezeki yang Engkau berikan kepada mereka. Engkau untuk kami sebagaimana Engkau untuk mereka. Amin.
Sebagaiman orang-orang shalih untuk-Nya, engkau pun untuk Allah swt, sehingga engkau juga akan mendapatkan sesuatu sebagaimana yang mereka dapatkan. Sibukkanlah dirimu dengan mena'ati-Nya, bersabar bersama-Nya, dan ridha akan perbuatan-Nya terhadapmu, jika engkau memang menginginkan Allah 'Azza wa Jalla bersamamu. Allah swt bersamba hamba-Nya yang zuhud pada dunia dan mengambil bagian mereka dengan tangan takwa dan wara'. Mereka mencari akhirat dan melakukan amal-amal untuk mendapatkannya. Mereka menentang nafsunya dan mena'ati Tuhannya. Mereka menasehati nafsunya sendiri sebelum menasehati orang lain.
Nasihatilah dirimu sendiri terlebih dahulu, wahai ghulam, barulah setelah itu menasihati orang lain. Sesungguhnya nasib dirimu harus lebih engkau perhatikan. Jika dalam dirimu masih ada sesuat yang harus diperbaiki, maka janganlah engkau menoleh kepada orang lain. Celaka engkau, orang lain ingin engkau selamatkan, padahal dirimu sendiri masih dalam keadaan buta. Bagaimana mungkin orang yang buta dapat menuntun manusia lain. Hanyalah orang yang tangkas berenang yang mampu menolong orang lain agar tidak tenggelam dilautan. Sesungguhnya hanyalah orang yang telah memiliki ma'rifat kepada-Nya yang dapat menuntun manusia kepada Allah 'Azza wa Jalla. Bagaimana mungkin orang yang tidak mengenalnya dapat menunjukkan kepada-Nya? Jika demikian, engkau tidak mempunyai hak untuk berbicara tentang kebebasan perilaku Allah swt. Engkau harus mencintai-Nya dan beramal untuk-Nya, bukan untuk lainnya. Takutlah hanya kepada-Nya, bukan takut kepada selain Dia. Dan semua itu adalah ungkapan hati, bukan hanya di lidah, dan merupakan bisikan nurani, bukan hanya gerakan lahiriah. Kemunafikan adalah jika tauhid berada di pintu rumah, sedangkan syirik berada di dalam rumah. Sungguh celaka engkau, lidahmu mengatakan takut padahal hatimu menentang, lidahmu bersyukur sedangkan hatimu kufur. Allah swt berfirman dalam hadis Qudsi, "Wahai anak Adam, kebaikan-Ku turun kepadamu sedang keburukanmu naik kepada-Ku."